TIMESINDONESIA, JAKARTA – Innaa lillaahi wainnaa ilaihi raaji’uun. Telah berpulang ke rahmatullah KH Dr. (H.C.) Ir. A. Shalahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Sholah. Semoga beliau husnul khatimah, diterima amal baiknya, diampuni dosa-dosanya dan diterima di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran. Aamiin. Kita kehilangan putra bangsa terbaik.
Gus Sholah dilahirkan di Jombang, 11 September 1942 dan wafat di Jakarta, 2 Februari 2020, pk. 20.55 di RS Harapan Kita Jakarta, yang tepatnya pada umur 77 tahun. Yang pemakamannya terletak di sebalah makam gus Dur. Gus Solah adalah seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Juga pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998.
Shalahuddin Wahid merupakan putra dari pasangan K.H. Wahid Hasyim (ayah) dengan Sholehah (ibu), dan adik kandung dari Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kakeknya adalah putra dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Hasyim Asy'ari.
Shalahuddin Wahid lulus dari SMAN 1 Jakarta, kemudian melanjutkan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Arsitektur dan ia telah mengikuti berbagai seminar dan pelatihan kepemimpinan. Memperoleh Dr HC dari UIN Malang.
Gus Sholah sangat aktif sekali dalam berorganisasi seperti menjadi Wakil Ketua OSIS SMAN 1 Jakarta, Anggota pengurus Senat Mahasiswa Arsitektur ITB, Bendahara Dewan Mahasiswa ITB, Komisariat PMII ITB, Wakil Ketua PMII Cabang Bandung, Dewan Pengurus Pendaki Gunung Wanadri.
Setelah lulus kuliah, ia juga aktif di berbagai organisasi. Mulai dari organisasi profesi, organisasi masyarakat, organisasi bantuan hukum, hingga partai politik. Ia selalu bersebarangan dengan sikap Gus Dur. Pada awal Era Reformasi, 1998, ia memilih bergabung dengan Partai Kebangkitan Umat (PKU) ketimbang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan Gus Dur.
Ia terlibat aktif sebagai pengurus PB NU. Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, ia dicalonkan menjadi Wakil Presiden mendampingi calon Wakil Presiden Wiranto. Sayang, pasangan ini kalah suara dengan calon lainnya.
Kekalahan di Pilpres 2004 tak membuat Gus Solah berdiam diri. Ia tetap aktif dengan kegiatan sosial keagamaan lainnya. Pada 2006 hingga saat ini, ia diminta keluarga besar Bani Hasyim untuk mengasuh pesantren Tebuireng yang pernah diasuh oleh bapak dan kakeknya. Ia pun kembali ke pesantren.
Selain daripada itu Gus Sholah bersama Durriyah Muassis NU, Masyayeh, Ulama, dan Cendekiawan mendidikan Komite Khittah NU 1926 pada 22 Oktober 2018 di Ponpes Tebuireng Jombang yang bertujuan untuk mengembalikan NU ke Khittah 1926. Selama ini disinyalir bahwa telah terjadi pelanggaran Qanun Asasi (AD/ART) NU, NU yang seharusnya mengedepankan politik kebangsaan, politik tingkat tinggi (high politic), tetapi prakteknya cenderung berorientasi politik praktis, politik rendahan (low politic).
NU yang mestinya berorientasi melayani, tetapi prakteknya berorientasi menguasai, NU mestinya menegakkan kebenaran (ashabul haq) sebagai kekuatan masyarakat, tetapi justru menegakkan kekuasaan. NU seharusnya menerapkan kepemimpinan bersih, namun pada prakteknya masih terjadi money politic.
Gus Sholah telah menyelesaikan tugas keummatan. Telah dipanggil menghadap-Nya untuk selama-lamanya. Perjuangan untuk memperbaiki dan memajukan NU belum selesai. Diharapkan para Dzuriyah, Masyayekh, Ulama dan Cendekiawan menyamakan visi dan merapatkan barisan untuk meneruskan perjuangan NU dalam rangka mencapai tujuan NU, yaitu berlakunya Ajaran Islam yang menganut Faham Ahlusunnah waljamaah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta.
Kini tantangan hidup global semakin kompleks. Diharapkan sekali NU bisa hadir untuk dapat memberikan panduan dan bimbingan bagi ummat Islam dan ummat manusia terutama bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Akhirnya, selamat jalan Gus Sholah memenuhi panggilan Allah swt, semoga memdapatkan perlindungan di alam kubur dan dijauhkan dari siksa serta diterima di surga yang tertinggi, surga Firdaus. (*)
"selamat" - Google Berita
February 04, 2020 at 11:47AM
https://ift.tt/2OqYAi1
Selamat Jalan, Gus Sholah - TIMES Indonesia
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/35maaAR
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Selamat Jalan, Gus Sholah - TIMES Indonesia"
Posting Komentar