Search

Bursa Asia Kebakaran! STI-Shanghai Ambruk, KOSPI Selamat - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas pasar saham Asia ditutup melemah pada perdagangan Rabu (16/6/2021), di tengah antisipasi investor atas pernyataan pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), the Fed, terkait arah kebijakan moneter ke depan pada malam nanti.

Dari deretan bursa saham utama Asia, hanya indeks KOSPI Korea Selatan yang ditutup di zona hijau pada hari ini, di mana indeks saham Negeri Ginseng tersebut ditutup menguat 0,62% ke level 3.278,68.

Sementara sisanya berakhir di zona merah pada hari ini. Indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,51% ke level 29.291,01, Hang Seng Hong Kong merosot 0,7% ke 28.436,84, Shanghai Composite China ambles 1,07% ke 3.518,33, dan Straits Times Singapura ambruk 1,11% ke 3.139,57.


Sedangkan untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga berakhir melemah 0,17% ke posisi 6.078,57 pada hari ini.

Bursa saham Korea Selatan mampu bertahan di zona hijau karena investor asing masuk ke pasar saham Negeri Ginseng. Inflow asing di pasar saham Negeri Ginseng mencapai 233,3 miliar won. Penguatan saham teknologi juga membantu kenaikan indeks KOSPI hari ini.

Saham teknologi raksasa Korea Selatan, Samsung Electronics melesat 1,11%, sedangkan saham teknologi lainnya, yakni SK Hynix menguat 0,78%.

Sementara itu, amblesnya pasar saham China pada hari ini disebabkan karena jatuhnya saham sektor material dan perawatan kesehatan karena investor khawatir atas valuasi yang sudah cukup tinggi.

Analis mengatakan ada kurangnya faktor untuk setiap momentum kenaikan, sementara valuasi yang tinggi di beberapa bagian pasar menjadi penyebab kekhawatiran.

Pasar China juga masih berada di bawah tekanan akibat meningkatnya ketegangan antara China dan negara-negara barat, terutama negara-negara kelompok G-7, setelah para pemimpin negara G-7 menganggap China mempunyai masalah serius, salah satunya adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) atas kelompok minoritas muslim Uighur.

Pemimpin negara G-7 juga sepakat untuk membendung manuver China di kancah global.

Investor China juga sedikit merespons negatif dari rilis data produksi industri dan penjualan ritel Negeri Panda pada Mei 2021.

Dari data ekonomi China, data dari Trading Economics dan otoritas setempat melaporkan produksi industri China pada periode Mei 2021 tercatat turun menjadi 8,8%, dari sebelumnya pada April lalu sebesar 9,8%.

Sementara, data penjualan ritel China juga tercatat turun signifikan menjadi 12,4% pada Mei 2021, dari sebelumnya pada April lalu sebesar 17,7%.

Di lain sisi, investor global sedang menanti hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan diumumkan pada malam nanti.

Suku bunga acuan diprediksi tak berubah, tetapi pasar memantau komentar para pejabatnya seputar inflasi dan kemungkinan pengurangan pembelian (tapering) surat berharga di pasar sekunder.

The Fed juga akan merilis proyeksi baru yang bisa mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan pertama kali pada 2023. Sebelumnya, pejabat The Fed belum mencapai kesepakatan mengenai peluang kenaikan pada tahun tersebut.

Salah seorang bos pengelola dana di Wall Street, Paul Tudor Jones kepada CNBC International menilai Jerome Powell bisa kehilangan tahtanya sebagai ketua The Fed jika dia salah mengambil kebijakan dan memicu aksi jual besar-besaran di pasar dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Adblock test (Why?)



"selamat" - Google Berita
June 16, 2021 at 05:12PM
https://ift.tt/3gxRoOq

Bursa Asia Kebakaran! STI-Shanghai Ambruk, KOSPI Selamat - CNBC Indonesia
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/35maaAR
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bursa Asia Kebakaran! STI-Shanghai Ambruk, KOSPI Selamat - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.