Jakarta, Beritasatu.com - Industri musik dunia kembali berduka atas kepergian salah satu gitaris rock terbaik, Eddie Van Halen pada Selasa (6/10/2020) waktu setempat. Eddie Van Halen meninggal pada usia 65 tahun setelah bertahun-tahun berjuang melawan kanker tenggorokan.
Sebuah sumber yang dikutip People mengatakan, kondisi Eddie Van Halen merosot tajam dalam tiga hari terakhir. Sementara itu TMZ melaporkan, kanker yang diidap Eddie Van Halen telah menyebar ke otak.
Ia pun akhirnya mengembuskan napas terakhir di Santa Monica. Pada saat-saat terakhirnya dia didampingi Janie istrinya, putranya Wolf (Wolfgang), dan Alex Van Halen kakaknya. Beberapa waktu lalu, vokalis band Van Halen, David Lee Roth, mengatakan kepada Las Vegas-Review Journal bahwa kondisi Eddie Van Halen tidak baik.
“Saya tidak percaya harus menulis ini. Pagi ini saya saya, Edward Lodewijk Van Halen, telah kalah dalam perjuangan panjang dan sulit melawan kanker. Dia ayah terbaik bagi saya. Setiap waktu saya bersamanya di atas dan di luar panggung adalah hadiah. Saya sangat sedih dan rasanya tidak mungkin pulih dari kehilangan ini. Saya menyayangimu Ayah,” tulis sang anak, Wolf Van Halen dalam Twitternya, Rabu (7/10/2020).
Lahir di Amsterdam, Belanda, Eddie Van Halen adalah putra dari Eugenia Van Halen dan Jan Van Halen, seorang pemain klarinet, saksofon, dan pianis. Namun, tidak banyak yang menyangka bahwa, bintang legendaris ini ternyata memiliki darah Indonesia.
Sang ibu diketahui kelahiran Rangkasbitung (Kabupaten Lebak, Provinsi Banten). Eugenia van Beers adalah seorang perempuan blasteran Indonesia-Belanda yang lahir pada 21 September 1914 di Rangkasbitung. Setelah menjalin kasih, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mencoba peruntungan hidup baru di Amerika dan lahirlah Alex serta Eddie.
Sejak kecil, Eddie Van Halen sudah diajari piano. Bahkan ketika keluarganya bermigrasi ke Pasadena, California pada 1962, mereka turut serta membawa piano mereka dengan menggunakan kapal.
"Kami benar-benar memainkan musik di kapal dalam perjalanan ke sini. Saya serius! Itu tidak seperti, 'jadi apa yang ingin kamu lakukan dalam hidup?'. Ayah berkata, 'kita harus mencari nafkah'. Jadi jika bukan karena musik, kami tidak akan bertahan," kata Van Halen dalam wawancara dengan Esquire, pada 2012 lalu.
Memasuki usia yang matang, Van Halen mencoba untuk bermain drum dan pada akhirnya beralih ke gitar. Dia biasanya bermain dengan ayah dan kakaknya dalam acara pernikahan atau bar mitzvahs, upacara yang digelar umat Yahudi.
Eddie Van Halen kemudian membentuk band Van Halen pada awal 1970-an di Los Angeles. Dia sebagai gitaris, sedangkan kakaknya, Alex, sebagai drumer. Sementara itu, David Lee Roth sebagai vokalis dan Michael Anthony sebagai basis.
Eddie Van Halen disebut sebagai penulis utama lagu-lagu pada album debut mereka yang dirilis pada 1978. Album itu menduduki posisi 19 pada tangga lagu Billboard, menjadi salah satu album debut yang paling sukses pada dekade itu.
Akan tetapi, keberhasilan terbesar Van Halen adalah pada saat band itu merilis album keenam mereka, 1984. Pada album itu, Van Halen fokus pada synth ketimbang gitar.
Album itu menghasilkan satu-satunya lagu mereka yang menduduki puncak tangga lagu, Jump yang menjadi satu-satunya hit band itu di tangga lagu Inggris, dengan menduduki posisi ke-tujuh pada 1984.
Selain itu, gitaris tersebut terkenal di Inggris karena memainkan solo gitar pada lagu Michael Jackson, Beat It, yang dirilis pada 1983. Masuk ke dalam Rock and Roll Hall of Fame pada 2007, Eddie Van Halen menerima pujian besar atas teknik gitarnya yang khas di banyak lagu hits band, dari Ain't Talkin''Bout Love hingga Panama.
Sumber:Berbagai sumber
"selamat" - Google Berita
October 07, 2020 at 10:36PM
https://ift.tt/30GGOxv
Selamat Jalan Eddie Van Halen, Gitaris Legenda Berdarah Indonesia - BeritaSatu
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/35maaAR
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Selamat Jalan Eddie Van Halen, Gitaris Legenda Berdarah Indonesia - BeritaSatu"
Posting Komentar