Search

Bayi 'Ajaib' yang Selamat dari Tsunami Pangandaran Kini Butuh Bantuan Kacamata - detikNews

Pangandaran - Masih ingat Sarah Tsunami? Empat belas tahun silam, warga Dusun Bantarsari Desa Bojong Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran itu menjadi bagian dari ganasnya tsunami Pangandaran.

Kala itu, tepatnya 17 Juli 2006, Sarah yang masih berusia satu hari lepas dari dekapan sang ibu dan hanyut tergulung derasnya tsunami.

Dia selamat meski sempat terseret sejauh 100 meter. Tubuhnya ditemukan 1,5 jam kemudian di tumpukan sampah.

Kini, Sarah yang sudah remaja dan berusia 14 tahun dirundung masalah. Penglihatannya yang terganggu karena kemasukan pasir dan air laut saat masih bayi, membutuhkan bantuan kacamata.

"Kacamata Sarah sudah enggak cukup, harus diganti kacanya. Saya belum punya uang untuk membeli," kata Utan (85), ayah Sarah, Sabtu (20/3/2021).

Utan berharap ada dermawan yang mau membantu Sarah agar bisa menggunakan kacamata. Menurut Utan, sejak kecil, Sarah memang sudah memakai kacamata yang cukup tebal.

"Dulu waktu kecil pernah dioperasi ke RS Cicendo Bandung. Matanya mengalami gangguan, kalau membaca harus dekat, jadi harus pakai kacamata," kata Utan.

Dia menduga gangguan mata yang dialami Sarah dipengaruhi pula oleh insiden ketika tsunami terjadi 17 Juli 2006 silam. "Sarah lahir hari Minggu 16 Juli 2006, besoknya terkena tsunami," kata Utan.

Utan lantas mengisahkan, Senin 17 Juli 2006 sore, rumahnya disapu gelombang tsunami. "Waktu air datang saya langsung tak ingat apa-apa," kata Utan.

Setelah gelombang reda, dia baru mencari keberadaan istri dan anaknya.

"Saya dan istri terpisah kira-kira 500 meter. Waktu itu saya tanya, kemana bayi kita. Istri saya bilang terlepas dari pangkuan. Saat itu saya hanya bisa menangis sambil merawat istri, karena dia juga terluka dan baru saja melahirkan," kata Utan.

Tapi keajaiban datang sekitar pukul 21.00 WIB. Utan mendapat kabar bayi yang ditemukan selamat meski sebagian tubuhnya terkubur pasir dan berada di antara reruntuhan.

"Nah jam 9 malam ada polisi dan relawan sedang mencari informasi orang tua bayi. Saya langsung bicara. Saat itu juga saya dibawa petugas ke Puskesmas Parigi. Saya ingin melihat bayi yang selamat itu," kata Utan.

Beruntung Juju Juarsih istrinya, masih bisa mengingat tanda lahir anaknya yang baru lahir itu. Dia pun dengan tegas mengakui bahwa bayi itu adalah anaknya.

"Kejadian itu benar-benar keajaiban Allah SWT yang diberikan kepada kami. "Orok beureum" bisa selamat dari tsunami dan kini sudah kelas 2 SMP," timpal Juju.

Utan dan Juju tergolong warga tak mampu. Sesekali Juju sering berkeliling kampung berjualan sayuran dan membuka warung kecil di rumahnya. Sementara Utan adalah buruh serabutan.

Ketua PKH Pangandaran Ade Ajat mengatakan, keluarga Sarah Tsunami merupakan keluarga penerima manfaat program PKH. "Penerima manfaat PKH sejak 2016, berarti sudah masuk tahun kelima," kata Ajat.

Ajat juga membenarkan mengenai harapan Sarah Tsunami yang sedang membutuhkan kacamata. "Iya informasi dari pendamping PKH di desa tersebut, Sarah lagi butuh kacamata," kata Ajat.

Dia juga mengatakan orang tua Sarah tergolong pekerja keras, sehingga jika diberi bantuan modal usaha, potensinya bagus.

Simak juga 'Sekolah di Pangandaran Gelar Pembelajaran Tatap Muka':

[Gambas:Video 20detik]

(ern/ern)

Let's block ads! (Why?)



"selamat" - Google Berita
March 20, 2021 at 01:51PM
https://ift.tt/3lCdgu3

Bayi 'Ajaib' yang Selamat dari Tsunami Pangandaran Kini Butuh Bantuan Kacamata - detikNews
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/35maaAR
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bayi 'Ajaib' yang Selamat dari Tsunami Pangandaran Kini Butuh Bantuan Kacamata - detikNews"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.