Jakarta, CNBC Indonesia - Bos raksasa teknologi global berkumpul di gedung parlemen Amerika Serikat. Pendiri Microsoft Bill Gates, CEO Tesla Elon Musk, CEO Meta Mark Zuckerberg, dan CEO Google Sundar Pichai berkumpul untuk membicarakan potensi dan ancaman kecerdasan buatan seperti ChatGPT.
Pemimpin Senat Amerika Serikat Chuck Schumer mengumpulkan para bos teknologi bersama aktivitas buruh dan hak asasi manusia ke panel diskusi soal kecerdasan buatan.
Usai pertemuan, Elon Musk menegaskan bahwa harus ada "wasit" supaya pengembangan dan komersialisasi teknologi kecerdasan buatan digunakan dengan mempertimbangkan keamanan dan keselamatan.
"Penting buat kita untuk punya wasit, untuk memastikan perusahaan selalu mempertimbangkan kepentingan masyarakat umum dan keselamatan," kata Musk.
Musk adalah CEO di perusahaan mobil listrik Tesla, perusahaan industri antariksa SpaceX, dan perusahaan implantasi chip otak Neuralink. Ia juga merupakan pemilik X, perusahaan media sosial yang dulu bernama Twitter.
Menurut Musk, diskusi di Washington adalah upaya "demi kemanusiaan" dan bisa "tercatat di sejarah sebagai titik penting untuk masa depan peradaban manusia." Di forum tersebut, Musk menyebut AI sebagai "pedang bermata dua."
Zuckerberg, yang perusahaannya mengelola media sosial Instagram, Facebook, dan WhatsApp, menyatakan, "kongres AS harus berinteraksi dengan AI untuk mendukung inovasi dan menjaga keamanan. Ini adalah teknologi yang masih berkembang. Banyak hal yang harus dipastikan seimbang dan pemerintah adalah pihak yang bertanggung jawab."
Menurut Zuckerberg, "standar soal AI sebaiknya dibuat oleh perusahaan AS yang bisa bekerja bersama pemerintah."
Schumer menekankan pentingnya regulasi soal AI menjelang pemilu AS pada 2024, terutama terkait penggunaan deep fakes yaitu konten audio, video, atau gambar yang diciptakan oleh AI yang sangat menyerupai konten asli.
Pada Maret lalu, Musk dan sekelompok ahli kecerdasan buatan meminta pengembangan AI yang lebih canggih dari GPT-4 buatan OpenAI disetop selama 6 bulan. GPT-4 adalah teknologi yang mendasari ChatGPT, robot chat yang bisa menciptakan artikel, puisi, dan tulisan lain.
Pemerintah di seluruh dunia khawatir teknologi AI digunakan untuk menciptakan teks, gambar, audio, dan video rekayasa yang tidak bisa dideteksi
Pada Selasa, Adobe, IBM, Nvidia, dan beberapa perusahaan lain telah menandatangani komitmen untuk memberikan "tanda air" (watermark) di semua konten yang diciptakan oleh AI di hadapan Presiden AS Joe Biden.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Habis Hajar WhatsApp, Elon Musk Mau Buat Kembarannya
(dem/dem)
"selamat" - Google Berita
September 14, 2023 at 03:55PM
https://ift.tt/3hn5872
Umat Manusia Terancam, Elon Musk Sebut Syarat Manusia Selamat - CNBC Indonesia
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/mzZCT21
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Umat Manusia Terancam, Elon Musk Sebut Syarat Manusia Selamat - CNBC Indonesia"
Posting Komentar