Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (6/10/2021), karena investor masih khawatir dengan inflasi di beberapa negara yang terus meninggi dan berpotensi akan terjadi lebih lama.
Hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks Straits Times Singapura (STI) yang ditutup cerah bergairah pada perdagangan hari ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melonjak 2,06% ke level 6.417,32 dan STI berakhir menguat 0,51% ke 3.083,88.
Sedangkan sisanya kembali ditutup di zona merah pada hari ini. Indeks Nikkei Jepang ditutup ambles 1,05% ke level 27.528,87, Hang Seng Hong Kong melemah 0,57% ke 23.966,49, dan KOSPI Korea Selatan ambruk 1,82% ke 2.908,31.
Indeks KOSPI Korea Selatan memimpin pelemahan beberapa bursa Asia pada hari ini, karena investor khawatir dengan kembali melonjaknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS), Treasury. Di lain sisi, investor juga cenderung wait and see sembari menunggu data penggajian AS pada akhir pekan ini.
Sementara itu di Jepang, indeks Nikkei juga kembali ditutup terjatuh karena investor khawatir atas suku bunga yang mulai meninggi, perekonomian China yang mulai melambat kembali, dan sentimen dari perdana menteri baru Jepang.
"Pasar saham Jepang sempat rebound di awal perdagangan hari ini, tetapi kenaikannya tidak sekuat yang diharapkan investor, yang mendorong mereka untuk mulai menjual saham," kata Seiichi Suzuki, kepala analis pasar ekuitas di Tokai Tokyo Research Institute, dikutip dari Reuters.
Dari kabar seputar perdana menteri baru Jepang, survei media lokal menunjukkan Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida sedang berjuang untuk menemukan pijakannya dengan melakukan pemilihan umum kedua hanya dua hari setelah ia meluncurkan pemerintahan barunya.
Dalam survei tersebut menunjukkan peringkat persetujuannya berada di 45%, jauh lebih rendah dari pemerintahan pendahulunya, Yoshihide Suga ketika masih berkuasa pada tahun lalu.
Di lain sisi, rencana Kishida untuk menaikkan pajak capital gain turut mendorong aksi jual investor pada hari ini, karena mereka beranggapan bahwa jika pajak tersebut dinaikan, maka keuntungan yang diperoleh investor makin sedikit.
Namun sebagian besar, pelaku pasar Asia masih merespons negatif dari kenaikan harga komoditas energi seperti batu bara, minyak mentah, dan gas alam yang masih terjadi hingga hari ini dan kemarin.
Tetapi, kenaikan harga komoditas energi malah menjadi keuntungan untuk IHSG pada hari ini, di mana akibat kenaikan harga komoditas energi, saham sektor energi pun menjadi pembantu penguatan IHSG pada hari ini.
Selain itu, inflasi yang terus meninggi dan bahkan akan bertahan lebih lama juga kembali mempengaruhi optimisme pasar pada hari ini.
Dari AS, kontrak berjangka (futures) bursa saham AS pun kembali anjlok di sesi awal perdagangan hari ini, karena investor menanti rilis data penggajian periode September pada akhir pekan ini.
Data penggajian non-pertanian AS (non-farming payroll/NFP) periode September akan dirilis pada Jumat (8/10/2021) pagi waktu AS atau Jumat malam waktu Asia.
Data ini akan menjadi acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk memulai program pengurangan pembelian obligasinya atau tapering.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd/chd)
"selamat" - Google Berita
October 06, 2021 at 04:58PM
https://ift.tt/3oD1wek
Mayoritas Bursa Asia Ambruk, IHSG-STI Singapura Selamat - CNBC Indonesia
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/35maaAR
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mayoritas Bursa Asia Ambruk, IHSG-STI Singapura Selamat - CNBC Indonesia"
Posting Komentar