Di atas lemari kaca juga tersusun puluhan piala yang menjadi saksi prestasi Kampung Literasi Selamat dalam berbagai lomba, salah satunya juara 1 perpustakaan umum kelurahan tingkat Kota Pontianak pada 2021.
Di berbagai sudut juga terdapat kerajinan tangan dengan warga yang cerah hasil daur ulang sampah rumah tangga, antara lain pot bunga dan kotak untuk berbagai keperluan. Di dekat pintu masuk terdapat puluhan botol plastik tersusun di dalam lemari kaca yang siap didaur ulang.
Hal-hal tersebut baru sebagian kecil dari keterampilan literasi dasar diajarkan di Kalise yang tidak hanya sebatas baca-tulis. Berbagai fakta yang Annisa temui di lapangan mendorongnya berkontribusi nyata bagi literasi dan sumber daya manusia. Contohnya, saat Annisa menghadiri Hari Aksara Internasional di Kalbar pada 2019.
Ia menyaksikan paparan salah satu pejabat yang memperlihatkan indeks pembangunan manusia Kalbar masih rendah, urutan ke-29 di Indonesia. Belum lagi angka buta aksara dan putus sekolah waktu itu juga Kalbar masih menjadi problem di antara provinsi lain.
”Aktivitas literasi dan budaya membaca juga anjlok, hanya di atas Papua dan Papua Barat. Pikiran saya terusik. Separah itukah tempat saya,” ujar perempuan kelahiran Kota Pontianak, 10 April 1999, itu.
Keinginannya ikut serta membenahi literasi di Kalbar mendapat jalan saat diutus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak studi banding ke Kampung Literasi di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, pada 2019. Kebetulan, ia sudah aktif berkegiatan di Taman Baca Masyarakat di Pontianak sejak 2016.
Saya melihat masih banyak anak saat itu putus sekolah dan tidak bisa membaca.
Annisa sekitar sepekan di Yogyakarta, dia melihat bagaimana cara masyarakat di sana menumbuhkan budaya gemar membaca. Sepulangnya dari Yogyakarta, Annisa tidak menunggu waktu lama untuk bergerak.
Dia memulainya dari lingkungan di Gang Selamat. ”Saya melihat masih banyak anak saat itu putus sekolah dan tidak bisa membaca. Anak usia sekolah, tetapi tidak bisa sekolah berkisar 10-20 orang karena tidak ada biaya ataupun membantu ekonomi keluarga dengan berjualan. Belum lagi yang lansia,” ujarnya.
Padahal, mereka tinggal di pusat kota. Namun, Annisa menyadari tanggung jawab mengatasi masalah itu tidak hanya kepada pemerintah. Dia sebagai generasi muda hendaknya berkontribusi mencari solusi.
Literasi dasar
Akan tetapi, tantangan terbesar bukan beragam hal literasi dasar itu. Kata Annisa, tantangan terbesar adalah pendanaan. Apalagi, saat itu ia baru masuk kuliah di Fakultas Hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak.
Untuk memecah kebuntuan itu, Annisa berupaya mengakses dana tanggung jawab sosial perusahaan. Annisa mempresentasikan idenya beberapa kali di hadapan salah satu badan usaha milik negara (BUMN) dan bersaing dengan proposal-proposal dari pihak lainnya.
”Saya harus meyakinkan mereka mengapa di Kalbar perlu kampung literasi,” ujar perempuan yang kini menjadi pengajar di Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Baca juga: Kampung Literasi Selamat Tidak Hanya Baca-Tulis
printer
Sasaran kegiatan literasi di Kalise awalnya untuk anak-anak dan warga dengan usia di bawah 25 tahun di RT 005, Keluragan Sungai Jawi Dalam. Khusus untuk mengakses enam bidang literasi dasar di Kalise tersebut secara gratis.
Dalam literasi baca-tulis terdapat taman bacaan dan perpustakaan dengan 3.000-an koleksi buku, antara lain buku cerita anak, novel remaja, buku pelajaran, dan kesehatan. Jika ingin meminjam buku untuk dibawa pulang, peminjam harus membawa sampah rumah tangga, khususnya botol plastik.
Dalam sebulan, terkumpul 100-200 botol plastik. Bisa juga buku tulis yang sudah tidak dipakai akan diolah menjadi produk kerajinan tangan, misalnya keranjang.
Kerajinan itu dijual ke Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalbar. Dari penjualan mendapatkan Rp 350.000-Rp 500.000 per bulan untuk uang kas Kalise menyelenggarakan berbagai kegiatan.
Sampah botol itu juga ada yang diserahkan kepada bank sampah di Kota Pontianak dan bank sampah Universitas Tanjungpura Pontianak. Terkadang juga ada yang diberikan kepada pemulung yang melintas.
Untuk keterampilan numerasi, fokusnya pada keterampilan matematika dasar, diikuti baik anak-anak maupun dewasa. Ada juga bimbingan belajar gratis setiap Senin, Kamis, dan Sabtu. Dalam sehari bisa mencapai 10 orang berusia 7-15 tahun.
Pada 2023, tercatat 5.403 orang mengakses bimbingan enam kecakapan literasi dasar. Pada Januari-Maret 2024 sebanyak 1.431 orang belajar enam kecakapan literasi dasar di Kalise.
Sementara kecakapan literasi finansial, implementasinya mengajarkan kepada masyarakat mencari peluang mendapatkan penghasilan. Dalam kegiatan pengumpulan sampah itu juga selain bagian dari literasi baca-tulis sebagai syarat meminjam buku, juga bagian dari literasi finansial karena menghasilkan.
Kemudian, dalam literasi budaya kewarganegaraan mengangkat tarian tiga etnis, yaitu Melayu, Dayak, dan Tionghoa. Ada juga tarian sekapur sirih dan jepin Pontianak. Sementara musik berupa tundang dan marawis. Latihannya seminggu sekali.
Selain masuk dalam literasi budaya kewarganegaraan, tarian dan musik itu juga masuk dalam keterampilan literasi finansial. Penari yang dilatih di Kalise kerap tampil dalam berbagai pertunjukan di Kota Pontianak ataupun di Jakarta. Tahun ini sudah belasan kali tampil. Dalam sebulan setidaknya sekali tampil.
”Penari dan pemusik mendapatkan uang saku. Pemain musik marawis sekali tampil per orang mendapatkan uang saku Rp 35.000-Rp 50.000 per orang. Sementara penari Rp 50.000-Rp 150.000 per orang sekali tampil,” tutur Annisa.
Dalam literasi budaya kewarganegaraan juga dilatih kerajinan seserahan pengantin, misalnya pelatihan ibu-ibu rumah tangga diberi pelatihan seserahan. Suatu ketika, pernah 120 ibu rumah tangga di Kecamatan Pontianak Barat ikut pelatihan.
Kalise juga membantu mempromosikan produksi kerajinan dari ibu-ibu tersebut. Sekarang ada dua rumah tangga yang eksis memproduksi kerajinan seserahan pengantin.
Kendati demikian, dari sekian banyak yang ikut pelatihan tidak semuanya eksis. Pada 2021, misalnya dari 20 peserta yang ikut pelatihan, yang menerapkan hasil pelatihan hanya 7 orang. Bahkan, dalam perjalanannya tinggal 5 orang yang bertahan.
Kami juga pada akhirnya mendapatkan bantuan dari Perpustakaan Nasional tiga unit komputer.
Dalam budaya kewarganegaraan juga ada pelatihan membuat makanan tradisional. Ibu-ibu yang memahami pembuatan makanan dari ketan dan campuran santan dimasak di dalam bambu (lemang), misalnya, menjadi pemateri membuat lemang dan ragam kue tradisional. Keterampilan itu diharapkan bisa menjadi embrio usaha bagi peserta. Ada tiga keluarga yang berproduksi hingga sejauh ini.
Pandemi Covid-19
”Kami juga pada akhirnya mendapatkan bantuan dari Perpustakaan Nasional tiga unit komputer,” ujarnya lagi.
Yang terakhir, literasi sains yang menekankan pada pola pikir masyarakat mencerna sesuatu. Contohnya, untuk mengatasi sampah organik rumah tangga dengan komposter yang memproduksi pupuk, kemudian dimanfaatkan untuk memupuk tanaman di pekarangan.
Baca juga: Kampung Literasi Selamat Pontianak Tawarkan Lebih dari Sekadar Baca Tulis
Kemudian, bercocok tanam dengan hidroponik yang hingga kini ada sekitar tiga keluarga mempraktikkannya. Oleh sebab itu, RW 005 pun pernah meraih peringkat ketiga lomba perilaku hidup bersih dan sehat se-Kota Pontianak.
Mengembangkan enam keterampilan literasi dasar itu menjadi tantangan tersendiri bagi Annisa. Keberlangsungan program pun memerlukan perjuangan karena sukarelawan yang berkarya di Kalise jadwalnya menyesuaikan. Namun, sejauh ini bisa diatasi.
Anak muda yang menjadi sukarelawan tetap di lingkungan tersebut 15 orang, termasuk Annisa. Ada pula sukarelawan dari mahasiswa di Kota Pontianak saat megang sesuai dengan bidang masing-masing.
Dengan Kalise, Annisa pun mewujudkan impiannya sejak kecil memiliki wadah belajar dengan koleksi buku memadai. Generasi muda, utamanya, memiliki ”ruang” yang positif mengembangkan diri.
Bagi sukarelawan, selain menyalurkan jiwa sosial, juga bisa menghidupi dirinya dari sisi finansial di Kalise. Rezeki juga kerap kali mengalir dari sejumlah pihak ke Kalise untuk para sukarelawan, misalnya beasiswa pendidikan per bulan mendapatkan uang Rp 350.000 dan laptop.
Annisa Maharani Nasran
Riwayat Pendidikan:
- Strata 1 Fakultas Hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak (2016-2020)
- Magister Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak 2020-2022
Prestasi:
- Juara 1 Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan Kota Pontianak Tahun 2024
- Juara 1 Mendongeng HUT HIMPAUDI Se-Kalbar Tahun 2022
"selamat" - Google Berita
July 04, 2024 at 08:00PM
https://ift.tt/1SdD72y
Selamatkan Masa Depan dari Kampung Literasi Selamat - kompas.id
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/hiAyuaZ
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Selamatkan Masa Depan dari Kampung Literasi Selamat - kompas.id"
Posting Komentar