INILAHCOM, Beirut--Bentrokan pecah di Beirut, ibu kota Lebanon, ketika para pendukung Hizbullah menyerang demonstrasi anti-pemerintah yang sedang berlangsung. Di Irak, para pejabat mengatakan seorang demonstran anti-pemerintah, Selasa kemarin tewas oleh pasukan keamanan dan 21 lainnya mengalami luka-luka di tengah bentrokan yang sedang berlangsung dengan pasukan keamanan di Baghdad.
Para analis mengatakan demonstrasi massa seperti ini dan di tempat-tempat lain berlangsung lebih lama dan dengan intensitas lebih tinggi dibandingkan yang pernah terjadi dalam sejarah baru-baru ini. Demikian laporan VOA, Rabu (27/11/2019).
Demonstrasi massa telah berlangsung selama berbulan-bulan di seluruh dunia, termasuk di Timur Tengah (Timteng). Di Lebanon, sebagian besar demonstrasi berlangsung damai tetapi penduduk setempat mengatakan bentrokan yang kadang-kadang terjadi di negara yang bergejolak ini bisa menyebabkan kekerasan yang lebih berkepanjangan.
Di Irak, lebih dari 300 orang tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Warga Aljazair telah berdemonstrasi setiap minggu sejak Februari dan beberapa aktivis telah ditangkap. Tidak satu pun dari negara tersebut yang tampak mendekati perubahan besar yang dituntut oleh para demonstran.
Di seluruh Timteng, para pengunjuk rasa menyampaikan keluhan yang sama: korupsi, pengangguran dan layanan pemerintah yang buruk.
Mohammad Ali, demonstran Lebanon mengatakan,"Mereka menginginkan perubahan dan mereka tidak akan mundur sampai mereka mendapat perubahan ini."
Sementara itu, ekonomi dirugikan dan pemerintah mandek di Irak dan Lebanon. Para analis mengatakan dampak jangka panjang dari gerakan massa ini tidak diketahui, tetapi dalam jangka pendek, negara-negara yang dilanda kekacauan semakin miskin dan semakin tidak stabil.
Walid Abou Sleiman, ekonom Lebanon mengatakan,"Yang dibutuhkan sekarang untuk mengembalikan kepercayaan adalah dengan membentuk pemerintahan baru. Pemerintah yang terdiri dari para ahli, orang-orang yang memiliki kredibilitas."
Para pengunjuk rasa mengatakan, keputusasaan, harapan dan amarah mendorong gerakan massa yang tak kunjung ditanggapi pemerintah. Dan, bukannya menghalangi pengunjuk rasa, meningkatnya kekerasan tampaknya membuat demonstran makin bertekad untuk melanjutkan perjuangan mereka. [voa/lat]
Baca Kelanjutan Korupsi dan Kondisi Ekonomi Picu Demo di Timteng : https://ift.tt/34qna8DBagikan Berita Ini
0 Response to "Korupsi dan Kondisi Ekonomi Picu Demo di Timteng"
Posting Komentar